Sabtu, 02 Januari 2010

Hormon dan Syaraf Ikan

BAB I

PENDAHULUAN

Hewan bertulang belakang memberikan respon terhadap rangsangan yang berasal dari lingkungannnya melalui organ perasa, otak dan spinal cord dengan melepaskan impuls-impuls ke jaringan otot atau kelenjar-kelenjar. Pada ikan respon dari otot seringkali menghasillkan gerakan seluruh tubuh. Siklus tertentu dan perubahahan yang kecil dari lingkungan seperti peningkatan suhu musiman dan perubahan lama pinyinaran matahari (photo periodic) juga dapat mempengaruhi satu atau lebih kelenjar endokrin melalui system saraf. Sekresi hormonaldari kelenjar endokrin akan mempengaruhi organ target tertentu dan mungkin pula kelenjar endokrin ini mempunyai pengaruh yang luas terhadap metabolisme secara umum.

Sistem saraf dan sistem hormone sangat saling terkait dan sering bekerja bersama. Sebagai contoh tingkah laku pemijahan pada beberapa jenis ikan, dipengaruhi oleh organ perasa melalui peersepsinya dari perubahan lingkungan. Beberapa kelenjar endokrin dipengaruhi dan berpengaruh terhadap ovari dan tes-tes. Keterkaitan tersebut merupakan interaksi lanjut di antara organ perasa, system saraf pusat dan kelenjar endokrin pada saat pemijahan.

Kelenjar endokrin ialah suatu kelenjar yang tidak memiliki saluran pelepasan untuk mengalirkan hasil getahnya (segrete) keluar dari kelenjar. Oleh karena itu kelenjar endokrin biasa juga disebut kelenjar buntu. Getah yang dihasilkan oleh kelenjar ini disebut hormon, dan hormon ini langsung masuk ke dalam peredaran darah atau limf, atau cairan badan dan diedarkan ke seluruh tubuh dan akan mempengaruhi organ-organ sasaran pada organisme. Kelenjar endokrin ikan mencakup suatu sistim yang mirip dengan vertebrae yang lebih tinggi tingkatannya. Namun, ikan memiliki beberapa jaringan endokrin yang tidak didapatkan pada vertebrata yang lebih tinggi, misalnya Badan Stanius yang memiliki fungsi sebagai kelenjar endokrin yang membantu dalam proses osmoregulasi.

Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.

Kerja hormon menyerupai kerja saraf, yaitu mengontrol dan mengatur keseimbangan kerja organ-organ di dalam tubuh. Namun, kontrol kerja saraf lebih cepat dibanding dengan kontrol endokrin. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari ektodermal adalah protein, peptida, atau derivat dari asam-asam amino, dan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari mesodermal (gonad, korteks ardenal) berupa steroid.

Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.

Sistem syaraf pada vertebrata mempunyai tiga macam peranan vital, yaitu: Orientasi terhadap lingkungan luar, menerima stimulus dari luar dan meresponnya; mengatur agar kerja sekalian sistem dalam tubuh bersesuaian, dengan bantuan kerja kelenjar endokrin; dan tempat ingatan dan kecerdasan (khusus vertebrata tingkat tinggi). Peranan ini semua disempurnakan oleh syaraf, medulla spinalis, dan otak, dibantu oleh organ indra sebagai reseptor, dan otot serta kelenjar sebagai efektor.

Syaraf adalah organ yang paling dulu dibentuk dari lapisan terluar (exoderm) yang berfungsi sebagai penghubung. System syaraf bersama-sama dengan system hormonal mengatur peranan penting dalam proses koordinasi dan pengaturan semua aktivitas yang berlangsung dalam tubuh.

Kedua sistem ini dapat dikatakan sebagai sistem koordinasi untuk mengantisipasi perubahan kondisi lingkungan dan perubahan status kehidupan (reproduksi dsb). Perubahan lingkungan akan diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat dsb), saraf akan merangsang kelenjar endokrin untuk mengeluarkan hormon-hormon yang akan hormon kirim ke organ target dan aktivitas metabolisme dibutuhkan dengan merangsang jaringan-jaringan untuk bergerak.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SISTEM SARAF

Sistem syaraf pada vertebrata mempunyai tiga macam peranan vital, yaitu: Orientasi terhadap lingkungan luar, menerima stimulus dari luar dan meresponnya; mengatur agar kerja sekalian sistem dalam tubuh bersesuaian, dengan bantuan kerja kelenjar endokrin; dan tempat ingatan dan kecerdasan (khusus vertebrata tingkat tinggi). Peranan ini semua disempurnakan oleh syaraf, medulla spinalis, dan otak, dibantu oleh organ indra sebagai reseptor, dan otot serta kelenjar sebagai efektor.

Sistem syaraf dibagi menjadi system syaraf pusat dan system syaraf periferi. Sistem syaraf pusat terdiri otak dan medula spinalis. Sistem syaraf periferi terdiri dari saraf cranial dan spinal beserta cabang-cabangnya. Sistem syaraf otonom merupakan bagian dari sistem perifera, mempengaruhi otot polos dan kelenjar.

Unit terkecil dari system saraf ialah sel saraf (neuron), yang terdiri dari badan sel yang berinti dan penjuluran plasma dari badan sel sebanyak dua atau lebih. Penjuluran plasma yang pendek dinamakan denrite, yang berfungsi sebagai penerima impuls. Sedangkan penjuluran plasma yang panjang dinamakan neurit atau axon, yang berfungsi untuk meneruskan impuls yang diterima. Setiap neuron dibungkus oleh selaput yang dinamakan selaput myelin, agar impuls yang melelui denrite atau neurite tidak terpencar ke luar. Tempat terjadinya hubungan antara neurit dan denrite dinamakan synapse.

Pusat koordinasi syaraf terdapat pada otak dan sumsum tulang belakang yang menyampaikan perintah melalui impuls syaraf yang dibawa oleh syaraf motoris ke organ-organ efektor, dan sebaliknya, otak akan menerima informasi melalui sinyal-sinyal yang dibawa oleh syaraf sensoris dari reseptor.

Dalam menjalarkan impuls baik yang berasl dari syaraf pusat ke efektor, maupun dari reseptor ke otak dibantu oleh adanya neurotransmitter yang bekerja pada sinaps sebagai titik temu antara dua neuron. Neuron atau sel syaraf hanyalah merupakan satuan/unit structural, sedangkan unit fungsionalnya merupakan apa yang disebut lengkung refleks yang terdiri atas syaraf pusat sebagai pusat koordinasi, syaraf sensoris, syaraf motoris, efektor dan reseptor.

Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu :

· Sistem Cerebro Spinal :

a. bagian pusat : otak dan spinal cord ( tulang punggung )

b. bagian perifer : saraf spinal, saraf cranial dan organ sensori

· Sistem Otonomik, bekerja secara tidak sadar.

a. Saraf sympatis (symphatetis) : bekerja dalam keadaan stress

b. Saraf parasympatis (parasymphatetis) : bekerja dalam keadaan tenang

Text Box:

Gambar jaringan saraf

1. Otak

Otak ikan dapat dibagi menjadi lima bagian, yaitu telencephalon, diencephalon, mesencephalon, metencephalon dan myelencephalon.

a. Telencephalon

Telencephalon adalah otak bagian depan yang merupakan pusat dari hal-hal yang berhubungan dengan pembauan. Saraf utama yang keluar dari daerah ini ialah saraf olfactory (saraf cranial I) yang berhubungan dengan hidung sebagai penerima rangsang. Pada ikan-ikan yang menggunakan hidung dalam pembauan mencari mangsanya otak bagian depan akan menjadi lebih berkembang. Pengrusakan telencephalon akan menimbulkan beberapa gejala yang tidak normal.

Ikan Tilapia sp. tertentu yang biasa memberikan prhatian dan perlindungan kepada anaknya, setelah Telencephalonnya dirusak ikan tersebut menjadi bersifat tidak acuh terhadap anak-anaknya. Ikan Betta splendens akan kehilangan tingkah lakuseksnya akibat pengrusakan telencephalon.

b. Diencephalon

Di belakang telencephalon terdapat diencephalon yang merupakan komponen otak yang penting. Diencephalon dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : epithalamus, thalamus, dan hypothalamus. Di bagian atas diencephalon terdapat organ yang disebut badan pineal. Dibawah hypothalamus terdapat hypophysa (kelenjar pituitary).

Ikan-ikan yang mempunyai kulit kepala transparan umumnya hidup di daerah yang agak dalam dan termasuk yang suka bergaya verikal. Pada ikan-ikan yang tertarik akan cahaya (fototaksis positif), di kepalanya terdapat daerah yang tidak berpigmen dan atap cranial yang transparan di atas diencephalon. Sedangkan ikan-ikan yang fototaksis negative pada kepalanya terdapat jaringan yang menghalangi cahaya.

c. Mesencephalon (otak tengah)

Mesencephalon (otak tengah) pada ikan relatif besar dan berfungsi sebagai pusat penglihatan. Bagian yang menarik perhatian pada mesencephalon ialah lobus opticus, yang terdiri dari tectum opticum di bagian atas dan tegmentum di bagian bawah. Tectum opticum merupakan organ coordinator yang melayani rangsang penglihatan. Bayangan yang terjadi pada retina mata akan dipetakan pada tectum opticum. Sedangkan tegmentum merupakan pusat sel-sel motoris.

d. Metencephalon

Cerebellum merupakan bagian yang menonjol pada metecephalon. Fungsi utama cerebellum ialah mengatur tegangan otot dan daya orientasi terhadap ruang. Pada golongan ikan lamprey, cerebellum sangat kecil. Pada ikan bertulang sejati cerebellum terbagi atas dua bagian besar, yaitu valvula cerbelli dan corpus cerebelli. Pada Elasmobranchii tidak terdapat valvula cerebelli. Besarnya corpus cerebelli bervariasi tergantung pada spesiesnya. Pada golongan ikan cucut besardan famili Mormyridae, corpus cerebelli berkembang dengan baik. Pada Mormyridae, cerebellum relatifsangat besae dan hampir menutupi otak depan, keadaan ini ada hubungannya dengan aliran listrik yang dikeluarkannya.

Demikian juga diantara golongan ikan lele, cerebellumnya mengalami pembesaran. Ikan yang termasuk perenang cepat (misalnya mackerel dan tuna) pun mempunyai cerebellum yang besar.

e. Myelencephalon

Bagian paling posterior otak ialah myelencephalon, dengan medulla oblongata sebagai komponen utamanya, Merupakan pusat untuk menyalurkan rangsang keluar melalui saraf cranial. Saraf cranial III-X keluar dari medulla oblongata. Saraf cranial III tampak seperti keluar dari otak tengah, tetapi sebenarnya keluar dari bagian depan medulla oblongata. Di medulla oblongata ini terdapat area motor somatic danvisceral, dan area sensori somatic dan visceral.

Pada ikan Clupea pallasi, Mugil cephalus dan Trachurus,medulla oblongata membesar. Di bagian ini terdapat organ yang dinamakan cristae cerbilli dan saraf yang keluar dari organ ini belum diketahui benar fungsinya. Diduga, saraf ini ada hubungan dengan kecenderungan ikan untuk berkelompok.

Pada golongan Actinopterygii, terdapat sepasang neuron yangsangat besar yang disebut Sel Mauthner. Sel ini terletak di dasar medulla, berfungsi dalam koordinasi gerak ikan. Dendrite berhubungan dengan saraf cranial V.VII.IX dan X, axon memanjang samapi ke otot caudal melalui spinal cord.

2. Saraf Cranial

Dari otak terdapat sebelas saraf cranial (SC) yang menyebar ke organ-organ sensori tertentu dan otot-otot tertentu. Sebagian besar saraf cranial berhubungan dengan bagian-bagian kepala, tetapi ada juga yang berhubungan dengan bagian-bagian tubuh. Sebelas saraf cranial ada pada ikan termasuk saraf terminal yang hanya didapatkan pada vertebrata tingkat rendah.

· Saraf terminal (SC 0), adalah suatu saraf kecil yang bergabung dengan saraf cranial I, yang berhubungan dengan otak depan, dan serabut-serabut sarafnya tersebar mengelilingi “olfactory bulb”. Fungsinya mungkin meliputi peranan sensori somatic dan sensori khusus.

· Saraf olfactory (SC I), menghubungkan organ olfactory dengan pusat olfactory otak depan, fungsinya membawa impuls bau-bauan.

· Saraf optic (SC II), menghubungkan rtina mata dengan tectum opticum dan berfungsi membawa impuls penglihatan.

· Saraf oculomotor (SC III), berfungsi sebagai saraf motor somatic yang mengatur otot mata inferior oblique, superior rectus, inferior rectus dan internal rectus. Saraf ini berhubungan dengan anterior myelencephalon. Saraf cranial III merupakan saraf motor somatic.

· Saraf trochlear (SC IV) menginversi otot mata superior oblique. Saraf motor somatic ini berhubungan dengan bagian anterior myelencephalon.

· Saraf trigeminal (SC V) terbagi atas tiga cabang. Dua diantaranya (saraf ophthalmic dan saraf maxillary) adalah saraf sensori somatic, sedangkan yang ketiga (saraf mandibular) adalah saraf sensori somatic dan saraf motor somatic. SV menghubungkan bagian kepala dan rahang dengan medulla oblongata. Fungsi saraf ini berkaitan dengan kepekaan kulit terhadap panas dan sentuhan.

· Saraf abducens (SC VI) adalah saraf motor somatic yang menghubungkan bagian depan medulla oblongata denagn otot mata external rectus. Fungsinya berhubungan dengan penarikan otot penggerak beji mata.

· Saraf facial (SC VII) berhubungan dengan saraf cranial V dan VIII pada medulla. Bersama-sama dengan saraf SC VIII sering dianggap sebagai satu saraf yang dinamakan saraf acoustic facialis. Saraf facial tersusun dari tiga cabang, yaitu superficial ophthalamic, buccal dan hyomandibular. Saraf cabang ini berkaitan dngan saluran garis rusuk di atas kepala, penerima rasa pada kepala dan tubuh, penerima rangsangan sentuhan. Saraf ini punya komponen yang berkaitan dengan sensori somatic, sensori visceral dan fungsi motor visceral.

· Saraf acoustic (SC VIII) mempunyai suatu fungsi sensori somatic yang berkaitan dengan telinga bagian dalam. Saraf ini sering dianggap sebagai cabang dari saraf acoustic facialis pada ikan.

· Saraf glossopharyngeal (SC IX) terdiri dari komponen sensori dan motor yang terutama melayani bagian insang yang pertama. Fungsinya berkaitan dengan garis rusuk, organ pengecap pada pharynx dan otot-otot insang.

· Saraf vagus (SC X) merupakan suatu gabungan saraf yang rumit dengan beberapa percabangan. Dua diantaranya, cabang supratemporal dan cabang garis rusuk tubuh melayani system garis rusuk. Cabang branchial menuju ke bagian posterior celah insang. Cabang visceral melayani organ-organ internal. Cabang yang satu lagi, cabang dorsal recurrent menginversi penerima rasa.

3. Spinal cord dan saraf spinal

Spinal cord merupakan lanjutan medulla oblongata dan sampai ke bagian depan ekor. Batas antara medulla oblongata dengan spinal cord tidak jelas. Spinal cord merupakan suatu tabung, tetapi alur pusat (central canal) yang berdiameter kecil dibandingkan dengan dindingnya. Sekeliling alur pusat membentuk pola yang menyerupai sepasang sayap kupu-kupu pada potongan melintangnya, yang merupakan bahan kelabu yang terdiri dari sel-sel saraf dan dekelilingi olehserabut-serabut saraf (bahan putih). Serabut-serabut saraf ini debungkus dan dikumpulkan dalam satu ikatan sesuai dengan fungsinya. Bahan kelabu dapat dibedakan menjadi dua bagain, sepasang tanduk dorsal dan sepasang tanduk ventral. Tanduk dorsal menerima serabut sensori visceral dan somatic , dan tanduk ventral berisikan inti saraf motor.

Saraf spinal diatur beruas-ruas dan muncul dari bahan kelabu sebagai akar dorsal dan akar ventral yang bergabung dan kemudian terbagi atas tiga cabang. Akar dorsal mempunyai suatu ganglion di luar spinal cord. Cabang-cabang dorsal dan ventral (rami_ berhubungan dengan otot axial dan kulit, dan cabang visceral berhubungan dengan organ dalam.

Akar dorsal saraf spinal pada ikan mengandung serabut afferent visceral dan somatic, dan beberapa serabut efferent visceral. Serabut efferent visceral dan somatic memasuki spinal cord melalui akar ventral. Komponen efferent visceral dari saraf spinal menyokong siste saraf otonomik, yang merupakan bagian dalam control terhadap otot licin dan kelenjar-kelenjar tertentu.

4. Organ Sensori

a. Mata

Sebagaimana vertebrata lainnya, pada garis besarnya mata terdiri dari ruang depan (cornea), iris, lensa, ruang vitreous yang berisikan “vitreous humor” dan dibatasi oleh retina. Meskipun banyak terdapat modifikasi bentuk maupun struktur mata di antara ikan-ikan, namun secara garis besar dapat dikatakan serupa. Yang terdiri dari:

  • ruang depan cornea, iris lensa, ruang vitreous yang berisikan vitreous numor dan dibatasi oleh retina
  • Umumnya ikan tidak mempunyai pelupuk mata kecuali pada Elasmobranchi, berupa membrane dan dapat mengejapkan mata.
  • Pada beberapa teleostei terdapat adipose eye-lid yang berfungsi untuk pelindung dan merampingkan kegembungan mata di bawah permukaan kepala.
  • Kornea mata transparan dan tidak berpigmen berfungsi sebgai pelindung dari pasir dan detritus.
  • Iris membentuk pupil dan mengatur jumlah cahaya yang tiba di retina.
  • Lensa mata ikan merupakan bola yang transparan dan kuat, terbuat dari protein non-collagen. Umumnya berbentuk membulat pada sebagian ikan bertulang sejati dan Lamprey
  • retina terdiri dari beberapa lapisan sel yang saling mengisi. Cahay yang tiba di retina, setelah meleati lensa dan humor akan melalui lapisan-lapisan retina yang berturut-turut sbb: serabut saraf (yang menuju saraf optic), sel ganglion, sel bipolar, sel-sel photoreceptor (roddan cone, yang mempunyai dua jenis pigmen yang peka akan cahaya, yaitu rhodopsin/ungu dan porphyropsin/merah.) kedua pigmen ini dibuat dari vit.a dalam keadaan gelap.

b. Organ Penghidu

Organ penghidu pada ikan terletak pada kantung di bagian atas moncong dan biasanya tepat di depan mata. Kantung nasal ini tidak dapat berhubungan langsung dengan pharynx karena kantung ini hanya sebagai external nares. External nares mempunyai bagian anterior dan posterior yang masing-masing terletak pada kedua sisi kepala. Ikan yang mempunyai internal nares ialah ikan paru-paru, hagfishes dan stargazers (Uranoscopidae).

Agar impuls bau-bauan dapat diterima oleh olfactory epithelium dalam kantung nasal, organ ini harus dialiri air. Respirasi dapat memudahkan pengaliran ini pada ikan-ikan yang mempunyai internal nares, tetapi pada sebagian besar ikan (yang mempunyai external nares)memerlukan cara-cara yang tertentu. Sirkulasi air dalam kantung nasal dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu gerakan maju ikan, gerakan cilia pada kantung atau perluasannya, dan dengan pemompaan yang aktif oleh konstraksikantung nasal dan tambahannya.

Ikan-ikan yang sirkulasi air pada kantung nasalnya bergantung pada gerakan kedepan, biasanya mempunyai jelabir atau pembatas di belakang anterior nares, sehingga air yang melewati olfactory epithelium menjadi lebih banyak. Struktur yang demikian ini tampak jelas pada ikan air tawar misalnya trout dan minnow. Pada ikan sidat, beberapa catfishes, dan ikan-ikan yang mempunyai kantung nasal yang panjang, cilia sangat berperan dalam menggerakkan air dan demikian pula dengan kontraksi otot.

Olfactory ephytelium disusun sedemikian rupa sehingga mampu mencium bau-bauan yang terbawa air, dengan lipatan-lipatan kulit seperti “rosette” atau dengan susunan yang menjari.

Pendeteksian makanan merupakan fungsi penghidu yang utama pada ikan-ikan yang mencari makan dalam keadaan gelap atau mencari makan diantara material dasar dan tumbuh-tumbuhan.

Dalam suatu percobaan bahwa ikan cucut menggunakan penghidu sebagai alat terpenting dalam mencari makan. Ikan ini akan kehilangan kemampuannya untuk mendapatkan makanan bila ubang hidungnya disumbat dengan kapas.

c. Organ Pengecap

Organ pengecap disebut juga “taste bud”, yang bentuknya membulat dan terdiri atas beberapa sel panjang, yang berfungsi sebagai sel penerima impuls rasa. Taste bud terletak di dalam kulit dengan ujung terluar menonjol pada permukaan epithelim. Pada ujung luar sel penerima impuls terdapat rambut pengecap kecil (micrivilli). Taste bud diinervasi biasanya oleh saraf facial, saraf glossopharingeal dan saraf vagus.

Taste bud paling banyak ditemukan di daerah mulut dan daerah pharynx, juga pada lengkung insang. Selain itu banyak jenis ikan yang mempunyai kumpulan taste bud pada alat-alat tertentu misalnya sungut dan jari-jari siripp yang memanjang. Taste bud umumnya terapat pada bibir dan kepala ikan pemakan dasar.

5. Saraf Otomatik

Pada system saraf otomatik ikan Lamprey dan Hagfish (Cyclostomata), tidak ada rantai ganglion symphatik. Pada ikan Lamprey dan Hagfish, jantung dan organ pencernaan dirangsang oleh vagus jaringan saraf sub cutanus yang dirangsang oleh jaringan saraf spinal yang nampaknya system symphatik terkonsentrasi dalam dinding dan permukaan dari kelenjar tipis myxine.

Hubungan-hubungan saraf symphatik ke saraf kulit didapatkan pada ikan-ikan bertulang sejati. System saraf parasymphatik kebanyakan diperlihatkan dalam bagian percabangan yang lebih luas dari vagus. Jaringan-jaringan saraf symphatik yang berperan sebagai pemacu jantung pada vertebrata tingkat tinggi tidak didapat pada seluruh ikan dan konsekuensinya, rangsanganvagal mempunyai suatu kekuatan gerakan yang menghambat pada sinus venosus dan artrium tetapi tidak mempunyai efek terhadap ventricle. Rangsangan dari cabang-cabang vagus mengarah pada organ dalam lain, sebagaimana halnya dalam pemakaian cholinergic dan adrenergic telah menghasilkan komplikassi terutama peranannya terhadap gelembung udara dan beberapa bagian dari saluran pencernaan.

Saraf-saraf melanophore menuju jaringan saraf symphatik subvertebrata yang terbagi menjadi kelompok depan yang mnujusel warna pada bagian kepala dan leher bagian belakang, dan kelompok belakang yang menuju ke arah badan dan ekor. Sedikit pengontrolan melanophore pada Cyclostomata, walaupun demikian, pada Elasmobranchii tertentu mempunyai beberapa syaraf symphatik yang menuju melanophore. Adanya pusat yang gelap pada saraf bagian tengah dan saraf melanin parasymphatik yang menyebar telah dirumuskan.

B. SISTEM HORMON

Kelenjar endokrin ialah suatu kelenjar yang tidak memiliki saluran pelepasan untuk mengalirkan hasil getahnya (segrete) keluar dari kelenjar. Oleh karena itu kelenjar endokrin biasa juga disebut kelenjar buntu. Getah yang dihasilkan oleh kelenjar ini disebut hormon, dan hormon ini langsung masuk ke dalam peredaran darah atau limf, atau cairan badan dan diedarkan ke seluruh tubuh dan akan mempengaruhi organ-organ sasaran pada organisme. Kelenjar endokrin ikan mencakup suatu sistim yang mirip dengan vertebrae yang lebih tinggi tingkatannya. Namun, ikan memiliki beberapa jaringan endokrin yang tidak didapatkan pada vertebrata yang lebih tinggi, misalnya Badan Stanius yang memiliki fungsi sebagai kelenjar endokrin yang membantu dalam proses osmoregulasi.

Kerja hormon menyerupai kerja saraf, yaitu mengontrol dan mengatur keseimbangan kerja organ-organ di dalam tubuh. Namun, kontrol kerja saraf lebih cepat dibanding dengan kontrol endokrin. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari ektodermal adalah protein, peptida, atau derivat dari asam-asam amino, dan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berasal dari mesodermal (gonad, korteks ardenal) berupa steroid

Hormon adalah suatu zat kimia (polypeptide) yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar hormone. Hormon ini berfungsi dalam mengatur/mempengaruhi organ-organ supaya bekerja. Misalnya dalam hal pematangan sel-sel kelamin, metabolisme, tingkah laku reproduksi, petumbuhan dan lain-lain.

Kelenjar hormone/endokrin pada ikan mencakup system yang mirip dngan vertebrata yang lebih tinggi tingkatannya, tetapi beberapa jaringan endokrin tidak membentuk jaringan tersendiri pada ikan, dan tempat (kedudukan) jaringan-jaringan ini mungkin berbeda dengan tempat kelenjar pada vertebrata tingkat tinggi. Namun demikian, hormone yang diproduksi sebagian besar sama atau mirip.

Iwak 1

Gambar 1. Diagram lokasi kelenjar endokrin pada ikan; (A). Pituitari, (B). Tiroid, (C). Pankreas, (D). Gonad, (E). Ginjal, (F). Urofisis.

a. Kelenjar Hypophysa (Pituitary)

Kelenjar ini disebut pula sebagai kelenjar pituitary yang terletak di bawah diencephalon. Suatu tangkai yang menghubungkan antara kelenjar ini dengan dienchepalon disebut Infundibulum. Kelenjar ini walaupun kecil, fungsi dan strukturnya merupakan organ tubuh yang sangat rumit dan sulit. Pada stadia embrionik, kelenjar ini bersasal dari gabungan elemen neural yang tumbuh ke bawah dari diencephalon dan elemen epithel (kantung Rathke) yang tumbuh ke atas dari bagian dorsal rongga mulut. Komponen neural kelenjar disebut neuron-hypophysa (posterior lobe), yang berhubungan dengan hypothalamus, yang kelihatannnya merupakan kedudukan neurosekresi yang berhubungan dengan pituitary. Bagian lain dari kelenjar yang berasal dari kantung Rathke adalah adeno-hypophysa, berisikan bagian yang secara hystologik berbeda, yang fungsinya sama dengan bagian pituitary mamalia. Bagian anterior adeno-hipophysa dinamakan pars distalis (pro-adenohipophysa_ dan proximal pars distalis (meso-adenohipophysa) bagian posterior kelenjar dinamakan pars intermedia (meta-adenohipophysa).

Neurohypophyse memiliki struktur berupa serabut-serabut yang sejajar, berasal dari hypothalamus di dalam otak. Fungsi dari bagian hypophysa ini mengeluarkan horman ke dalam hypothalmus dan diteruskan ke neurohypophyse oleh sel-sel neorosekresi dan masuk ke dalam aliran darah. Adenohypophyse terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: pars distalis atau lobes anterior, merupakan bagian yang terbesar, lebih konstan dan aktif dari yang lain. Pars intermedia kehadirannya bervariasi dan fungsinya diketahui mengontrol melanophora dan mungkin juga dalam melanogenesis.

Neurosekresi dari hypothalamus (oxytocyn dan vasetocyn) disimpan dan dikeluarkan oleh neurohypofise. Sekeresi ini berperan dalam osmoregulasi dan reproduksi. Adenohypophyse mengandung beaneka sel pembuat hormon. Hormon-hormon yang disekresikan oleh pars distalis adalah prolactin ikan (penting dalam pengaturan Na ikan air tawar), hormon pertumbuhan, carticothropyn (ACTH), gonadothropyn dan thyrotropyn. Kelenjar pituitary sering diberi gelar kelenjar induk (master gland) karena banyak menpengaruhi kegiatan kelenjar lainnya.

Tabel. Hormon-Hrmon yang Mengatur Pelepasan Hormon Pituitari

HORMON HIPOTALAMUS

SINGKATAN

Corticotropin (ACTH) releasing hormonThyrotrpin (TSH) releasing hormon

Gonadotropin –releasing hornon

Gonadotropin –release-inhibiting hormon

Somatostatin hormon (STH) –releasing hormon

Somatostatin hormon (STH) –release-innhibiting hormon

Prolaktin –releasing hormon

Prolaktin release-inhibiting hormon

Melancyte –stimulating hormon (MSH) releasing hormon

Melanocyte stimulaitng hormon (MSH) –release –innhibiting hormon

CRH, CRFTRH, TRF

GnRH, GnRF

GnRIH, GnRIF

SRH, SRF

SRIH, SRIF

PRH, PRF

PRIH, PRIF

MRH, MRF

MRIH

b. Kelenjar Thyroid

Semua vertebrata mempunyai kelenjar thyroid. Sebagian besar ikan bertulang sejati dan Cyclostomata terdiri dari folikel-folikel yang relatif menyebar di dekat aorta ventral, arteri branchialis affarent, jantung, insang, kepala ginjal, limp, otak atau mata. Pada Elasmobranchii dan beberapa ikan bertulang sejati thyroid merupakan kelenjar tersendiri yang dikelilingi oleh jaringan pengikat.

Hormon thyroid mempunyai beberapa fungsi fisologik dan beberapa fungsi lainnya yang belum diketahui, namun terbukti bahwa ia mampu mempengaruhi laju konsumsi oksigen, membantu pengendapan guanin dalam kulit, dan mengubah metabolisme nitrogen dan karbohidarat. Ia juga telah diketahui mempengaruhi sistem dan fungsi saraf.

tiroid ikan

Gambar 2. Lokasi Kelenjar tiroid pada ikan herring (Clupea Harengus).

av, aorta ventralis; bs, Bagian dasar dienchepalon; j, infundibulun;

hg, akar saraf tigeminus (V); hy, hipofisis; oe, tulang entoglessum; pr, rhombencephalon; ps, sinus posterior; th, folikel kelenjar tiroid; vj, vena jugularis; I, II, III, arteri insang.

c. Kelenjar Parathyroid

Bagian sekresi dari kelenjar parathyroid berdiferensiasi dari epithel kantong farings ketiga dan keempat. Ini berarti kantong-kantong farings mempunyai andil dalam pembentukan jaringan kelenjar. Hormon parathyroid adalah polipetida yang dinamakan parathormon yang brfungsi mengatur kadar kalsium, dan sedikit menentukan kadar fosfor di dalam darah. Kalsium akan menghilang jika dari darah dan terjadi kejang otot jika hormon ini tidak ada. Jaringan kelenjar pada Cylostomata dan bangsa ikan, yang homolog dengan parathyroid telah ditemukan, namum fungsinya belum diketahui pasti.

d. Jaringan interrenal (jaringan adrenal cortical)

Pada ikan Osteichthyes, jaringan yang ekivalen atau homolog dengan adrenal cortex atau pada vertebrata tingkat tinggi. Strukturnya sama dengan gonad dalam hal produksi hormonnya yang mengandung steroid, dan asal-usul embriologinya. Jaringan korteksnya merupakan derivat dari mesoderm yang membatasi rongga solom dekat tempat berasalnya pematang genital.

Pada Elasmobranchia, jaringan ini bentuknya memanjang terletak pada bagian belakang ginjal. Sedangkan pada kelompok-kelompok sel yang tersebar di sepanjang vena cardinalis. Sel-sel yang menyerupai sel adrenocortical didapatkan pada dinding vena cardinalis ikan lamprey. Jaringan interrenal mensekresikan hormon adrenocorticosteroid yang mengontrol proses osmoregulasi dengan cara mempengaruhi ginjal, insang dan saluran gastrointestinal, dan mempengaruhi metabolisme protein dan karbohidrat.

Jaringan interrenal pada Cyclostomata, tersebar sepanjang vena cardinalis posterior dan vena lainnya. Pada Teleostei jaringan interrenal menyebar, tetapi selalu membentuk bintik-bintik noda yang terdapat di dekat atau pada kepala ginjal.

e. Jaringan Chromaffin (suprarenal)

Jaringan ini banyak tersebar di dalam badan beberapa vertebrata. Sel-sel chromaffin pada ikan bertulang sejati tersebar di sepanjang vena poscardinalis dan dimungkinkan perluasannya tercampur dengan sel interrenal. Jaringan chromaffin pada Elasmobranchii menyatu dengan saraf simpathetic dan aorta dorsalis, terletak di depan jaringan interrenal.

Khromaffin dan jaringan medulla dimasuki serabut preganglion dari sistem saraf otonom. Saraf ini dan kelenjar endokrin Adrenal medulla, keduanya sebagai derivat endokterm dari neural krest embrio, dan semuanya menggetahkan adrenalin dan non adrenalin. Jaringan ini mensekresikan adrenalin mengadakan respon terhadap hormon ini dalam berbagai cara, seperti menaikkan kadar gula dalam darah dan menaikkan tekanan darah, konsentrasi melanin dalam melanophora, serta merintangi otot polos. Kerja hormon ini menyerupai sistem kerja saraf simpathetic, yang mana hormon ini sangat erat hubungannya. Distribusi jaringan khromaffin di dalam tubuh dapat terletak di dekat tetapi terpisah dari jaringan organ interrena, dapat juga tercampur dengan jaringan interrenal atau korteks adrenal.

f. Kelenjar Ultimobranchial

Kelenjar ini homolog dengan kelenjar parathyroid pada mammalia. Pada ikan bertulang sejati kelenjar ini terletak di bawah esophagus dekat sinus venosus. Pada Elasmobranchii kelenjar ini terletak pada sisi kiri bawah pharynx. Kelenjar ini mensekresikan hormon calcitonin, yang berperan dalam metabolisme kalsium. Ultimobranchial yaitu derivat dari sepasang kantong farings yang paling belakang, dan corpusculus stanus terletak pada bagian posterior dari ginjal Teleostei.

g. Gonad

Dari struktur dan pertumbuhannya, gonad merupakan kelenjar endokrin. Kelenjar seks ikut dalam sekresi steroid, hal ini sangat penting dalam pemijahan, pembuatan sarang, dan aspek-aspek tingkah laku reproduksi lainnya. Estrogen mengontrol pertumbuhan dan perkembangan dari sistem genital betina, dan mengatur sifat-sifat seksual sekunder.

Sel-sel interstisial dari testis menghasilkan hormon-hormon jantan dan secara keseluruhan dinamakan Androgen. Androgen diperlukan untuk pertumbuhan diferensiasi, dan berfungsinya saluran-saluran genitalia jantan, organ kopulasi, dan tingkah laku seksual dan pemijahan.

Semua hormon gonad mempunyai hubungan timbal balik yang kompleks dengan hypophyse. Beberapa ditujukan terhadap fungsi jaringan interrenal atau jaringan korteks atau terhadap aktivitas thyroid atau badan pineal.

h. Pulau-pulau Langerhans (pulau-pulau pancreastic)

Pada ikan bertulang sejati biasanya jaringan ini terdapat di pyloric caeca, usus kecil, limpa dan empedu. Jaringan ini menghasilkan insulin yang berperan penting dalam metabolisme karbohidrat dan dalam pengubahan glukosa menjadi glycogen, dan dalam oksidasi glukosa dan pembuatan lemak.

i. Mucosa Usus (Pancreaenzymin)

Mucosa usus mnghasilkan hormone yang menontrol sekresi pancreas. Hormone tersebut adalah pancreaenzymin yang membantu melancarkan pembuatan zymogen dan sekretin yang merangsang sekresi air dan garam-garam anorganik.

j. Sistem Neurosecretory Caudal

Di dekat ujung spinal cord ikan Easmobranchii dan Teleostei ditemukan suatu neuron secretory yang dinamakan sel Dahlgren. Axon dari sel-sel neurosecretory ini berujung pada suatu kumpulan kapiler yang berfungsi dalam penyimpanan dan pengeluaran hasil sekresi. Pada Teleostei jaringan kapiler ini terdapat di dalam suatu struktur neurohemal yang disebut urophysa. Daerah ini, termasuk di dalamnya ujung filament “spinal column”, jelas adalah tempat pembuatan dan pengeluaran beberapa macam hormone, tetapi kegiatannya belum diketahui secara pasti.

k. Badan Stamnius

Kelenjar ini mungkin berfungsi sebagai endokrin. Sekresi yang dikeluarkannya mungkin ikut proses osmoregulasi.

l. Badan Pineal

Badan pineal ini terdapat di bagian atas diencephalon. Sekresi yang dikeluarkan oleh badan pineal adlah melatonin, yang mengumpulkan melanin. Bila hormone ini dihilangkan maka akan membawa perubahan dalam pertumbuhan.

Ikan terutama Teleostei, pada ekornya terdapat pembekakan ventral pada medulla spinalisnya. Secara histologis, pembengkakan ini mempunyai kesamaan dengan neurohypophyse dan dinamakan urohypophysa. Pembengkakan ini diperkirakan mempunyai fungsi endokrin, dalam hal mengatur tekanan osmose di dalam tubuh.

bab10_01

BAB III

KESIMPULAN

Hewan bertulang belakang bertulang belakang memberikan respon terhadap rangsangan yang berasal dari lingkungannya melalui organ perasa, otak dan spinal cord dengan melepaskan impuls-impuls ke jaringan otot atau kelenjar-kelenjar. Pada ikan respon dari otot seringkali menghasilkan gerakan seluruh tubuh. Siklus tertentu dan perubahan yang kecil dari lingkungan seperti peningkatan suhu musiman dan perubahan lama penyinaran matahari (photo periodic) juga dapat mempengaruhi satu atau lebih kelenjar endokrin melalui system syaraf. Sekresi hormonal dari kelenjar endokrin akan mempengaruhi organ target tertentu dan mungkin pula kelenjar endokrin ini mempunyai pengaruh yang luas terhadap metabolisme secara umum.

Kedua sistem ini dapat dikatakan sebagai sistem koordinasi untuk mengantisipasi perubahan kondisi lingkungan dan perubahan status kehidupan (reproduksi dsb). Perubahan lingkungan akan diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat dsb), untuk mengeluarkan saraf akan merangsang kelenjar endokrin hormon dikirim ke organ target dan aktivitas Hormon-hormon yang dibutuhkan akan merangsang metabolisme jaringan-jaringan untuk bergerak.

Sistem saraf terdiri dari :

ü sistem cerebro spinal :
sistem saraf pusat : otak dan tulang punggung
sistem saraf tepi

ü sistem otonomi : simpati dan parasimpati

ü organ-organ khusus : hidung, telinga, mata, LL

ü sistem saraf pada ikan : sistem saraf padaàKeistimewaan mendeteksi kondisi LL lingkungan (pH, suhu, dsb) karena mengandung ujung-ujung sel saraf dan sel darah

v Sistem Hormon : Hormon dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar hormon a.l hormon pertumbuhan, hormon reproduksi, hormon ekskresi & osmoregulasi.

v Menurut hasil kelenjar hormon :

ü endo hormon : yang bekerja di dalam tubuh, seperti hormon-hormon di atas

ü ekto hormon : yang bekerja di luar tubuh, seperti fenomena merangsang jenis kelamin lain mendekat untuk berpijah.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Iktiologi. 1989. Iktiologi. Instittut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan, Jurusan Manajemen Sumberdaya Perikanan. Bogor

SIS. HORMON N SARAF\Dengan Perantaraan Qalam _ Blog Profile - feedmap.net.html

SIS. HORMON N SARAF\4337158.html

SIS. HORMON N SARAF\Hormon & Sistem Endokrin.html

SIS. HORMON N SARAF\I'm Fisheries A it's New Generation_ SISTEM SYARAF IKAN.html

SIS. HORMON N SARAF\M3!+@NisYah..THE GOD. STUDY.HEARTH.htm

SIS. HORMON N SARAF\my StyLe_ SISTEM ENDOKRIN.html

biologi-staincrb.web.id/blog/anatomi-dan-fisiologi-ikan-nila

BAHAN AJAR MATA KULIAH IKHTIOLOGI FPIK UNHAS, akademik.unhas.ac.id/lms/inherent/Ikhtiologi/bab10.html